Content

Monday, 7 July 2014

Belanja Kain

ilustrasi diambil dari : chilabaeys

Let's take a breath.... huuuh, haaah....
Baru bisa posting lagi, ada banyak yg pingin ditulis, tapi masih harus mengerjakan pesanan dan mengejar tilawah Ramadhan. Mahnaz sudah mulai masuk sekolah pula. Banyak pesanan? Ngga juga. Bukan pesanannya yang banyak, tapi saya nya yang lama ngerjain nya. Karena belum bisa kerja cepat itulah,tidak berani terima jahitan banyak-banyak, kuatir mengecewakan. Tidak ada yang suka jahitan baru beres sebulan dua bulan kan?

Beberapa kali beli kain, ada beberapa hal kecil yang baru saya tahu. Di deretan toko tekstil yang saya kunjungi, tak semua toko ramai pembeli. Sebetulnya, penasaran pingin menjajal satu-satu melihat-lihat. Tapi kasihan anak-anak juga kalau dibawa keliling dari toko ke toko. Jadi, seringnya, langsung masuk satu toko yang paling ramai, cari kain, beres, pulang. Nah, kemarin ini, iseng-iseng menjajal satu toko kain lain. Entah memang benar atau tidak, kain di toko itu lebih mahal dari toko langganan. Saya mencoba menanyakan harga beberapa jenis kain secara random, dan harganya semua diatas yang biasa saya beli. Penasaran, apa beda gradenya? Pas dicek, ngga juga, merk sama, tekstur sama. Atau saya yang salah mengenali kain kali ya?Pantesaan toko ini sepi dan yang itu rame. Padahal toko yang ini lebih rapi penataan nya.
Walaupun harga di toko langganan relatif lebih murah, ada satu hal yang sangat mengganggu, yaitu: berantakan. Saya bisa maklum, mungkin karena item kainnya banyak banget ya? Tapi ini benar-benar menyulitkan ketika cari barang. Contohnya nih, kayak kemarin,cari woolpeach/wolfis. Pelayannya ngga tahu loh wolfis itu kain yang gimana. Hadeuuh, mana saya ngga bawa contoh lagi. Jadi ya, coba deskripsikan sebisa-bisa saja. Nah, ini, karena item nya banyak banget, 3 apa 4 lantai gitu, kemudahan mencari yang kita perlukan, tergantung pengetahuan pelayan. Dan dari pengalaman beberapa kali berkunjung, pengetahuan tiap pelayan beda-beda. Ada yang tahu banget dan bisa kasih advice, ada yang banyak ngga tahunya. Dan sepertinya di toko ini sudah default, setiap ada customer datang, langsung di-escort seorang pelayan. Enak? buat saya? Ngga, hmmm...belum tentu. Karena saya lebih senang kukurilingan alias puter-puter sendiri dulu sepuasnya tanpa dibuntutin, dan baru di-assist ketika perlu dicarikan.
Nah, kalau udah nemu jenis yang dicari, apa bisa langsung request warna yang sesuai? ooo, belum tentuuu.... Kenapa? karena kain-kain ini pun tak dikelompokkan berdasarkan jenisnya secara spesifik. Cuma dikumpulkan di satu lantai berdasarkan kategori umumnya. Misal: kain satin atau yg berunsur polyester dijadikan satu lantai. Dikumpulin begitu saja di satu lantai itu. Tidak dikelompokkan lagi, satin A disini, satin B disitu. Jadi kalau sudah nemu satin yang dimau, trus minta warna lain, pelayan harus cariin dulu. Ribet ya? Kenapa ngga dirapihin ya? bikin saya bingung juga, kalau berantakan gini, gimana caranya mereka men-training karyawan baru disini ya? Secara, letak tiap barang ngga jelas dimananya.
Ini bikin bete anak-anakyang selalu mau ikutan emaknya belanja ini. Bete nungguin. Untungnya disitu disediakan sofa dan kursi untuk duduk-duduk santai. Terakhir, Mahnaz malah sampai ketiduran di sofa pas nungguin bundanya turun naik beberapa lantai  :)

0 komentar:

Post a Comment

Labels

Behind The Web

Powered by Blogger.

Blogroll






Labels

AD (728x90)

Blogroll

Click List