Content

0 komentar

Reminder


Sudah berjanji tidak menulis yang berat-berat, alias pakai mikir, tapi… Mata Najwa episode “Menatap yang Menata”, mengingatkan pada banyak hal. Bukan masalah politik. Bukan. Tapi tentang bagaimana menyikapi keadaan.
Bupati Bantaeng, Nurdin Abdullah, presdir 4 perusahaan PMA Jepang, meninggalkan pekerjaan yang sudah mapan, penghasilan besar, karier yang terjamin secara jangka panjang untuk kehidupan keluarganya, menjadi bupati. Istrinya tidak setuju. Sebagai perempuan dan ibu, saya mengerti sekali. Dan pada akhirnya, Bapak Nurdin ini berhasil membangun Bantaeng. Orang hebat, ditempatkan dimana pun akan selalu jadi orang hebat.

Opening Mata Najwa: Kepemimpinan adalah keteledanan, inspirasi yang sanggup menggerakkan. Kalau Cuma sibuk memberi perintah, lama-lama bisa membuat gerah.
Ini juga berlaku untuk orangtua, yang juga pemimpin dalam keluarga. Ibu yang memimpin anak-anaknya. Jadi orangtua yang menginspirasi dan memberi teladan jauh lebih lekat dalam ingatan. Seperti halnya saya mengingat Mamah yang luar biasa mengatur rumah dan segala urusannya. Tanpa beliau harus ngomong panjang lebar, saya bisa terus mengingatnya. Seperti halnya Bapa yang sering mengajak saya jalan-jalan ke pasar  beli benang untuk produksi rajutan, beli obat untuk stok apotek, keliling ke beberapa PBF. Tanpa beliau harus mendetail ini itu, saya belajar dari melihat dan mengalami.

Mudah-mudahan saya bisa memberi teladan dan inspirasi pada anak-anak juga, apapun itu bentuknya.
Jika jadi oranggtua yang cuma menyuruh-nyuruh, anak pun takkan suka. Contoh: saya lagi duduk-duduk saja, terus nyuruh Mahnaz beres-beres. Dia protes lho! “Naz ngga mau disuruh-suruh!”
Lain halnya kalau saya sedang sibuk ngerjain ini itu, saya minta beres-beres, dia langsung gerak tanpa protes. Karena mungkin lihat sendiri emaknya ini repot dan perlu bantuan. Memang benar, keteladanan itu menggerakkan. Ibu yang ngomel sambil duduk-duduk leyeh-leyeh, ngedumel ini itu ngga beres, takkan membuat tergerak untuk membantu, yang ada malah kesel.


Saya juga kadangkala bete sih, kalau kewalahan, atau kepala sedang berat/pusing, anak-anak minta ini itu ngga habis-habis. Tapi… dengan tahu ada orang-orang hebat di luar sana, mengingatkan kembali, bahwa tak semestinya kesal karena hal-hal kecil.  Ada yang lebih repot,  ada yang lebih bisa berkarya walaupun sibuk luar biasa. Banyak lah contohnya, jika rajin-rajin melihat-lihat. Bukan sekedar memperkaya diri dengan gossip-gosip artis, berita kriminal, atau si ini berantem sama si anu, atau si itu sudah punya apa, si itu sudah jalan-jalan kemana. Pembicaraan seperti itu tak menghasilkan apapun, selain berujung ghibah dan kedengkian.
Read more »
0 komentar

M2M




Mahnaz dan Mumtaz, my two precious....
Kalau lagi akur, damai duniaaa.... :)
Tapi namanya juga adik-kakak, ngga jarang juga berantem. Kadang kakaknya yang jahil, kadang adiknya yang jahil. 
Isengnya Mumtaz:
Mahnaz mau pipis. Dia lepas celananya di luar kamar mandi. Mumtaz yang penasaran ngikutin. Dia ambil celananya Mahnaz, dicoba-coba pakai. Mahnaz selesai pipis,cari-cari celananya.
Mahnaz : bundaaa!!! celana Naz mana?
Sayah    : tadi dimana? kan teteh yang buka
Mahnaz  : Ngga adaaa!!!
dia ke ruang tengah, terus lihat adiknya lagi asik mainin celana pendeknya.
Mahnaz   : Dedeee, itu celana teteeeh!
Mumtaz   : Mauuu!!!(dengan muka galak)
Sayah      : teteh ambil celana lagi aja
Mahnaz   : Ngga mau,teteh maunya yang ini... dede!!iiih...
Rebutan deh.... --'
Ini terjadi beberapa kali. Karena itu, kadangkala kalau mau ke kamar mandi, Mahnaz menyembunyikan celananya dulu :D
Mahnaz juga sama jahilnya,dede nya sedang anteng, diganggu sampai nangis.
Biasanya tenang kalau "sibuk" sendiri-sendiri. Mahnaz nulis-nulis, Mumtaz ngoprek mainannya. Atau kalau memang sedang mau main bareng.
Seperti... ketika Mahnaz sedang menunjukkan macam-macam tepuk di sekolahnya. Mumtaz awal mula memperhatikan, berikutnya dia mengikuti. 
Mahnaz  : Tepuk pede! Aku percaya aku pasti bisa! (pok,pok,pok)
Mumtaz tunjuk-tunjuk tangan ke dada (pertanda 'aku')
Mahnaz  : karena semua orang itu sama! (pok,pok,pok)
Mumtaz mengacungkan telunjuknya
Mahnaz : yang penting berusaha dan selalu berdoa, yakin Allah bersama kita! pede, pede saja! Huuu!
Tangan terkepal,meninju ke atas...
Mumtaz senang sekali mengikuti yang beginian. Kadang dia yang ngajakin main...
Mumtaz  : Buuu!
                (tangannya tepuk-tepuk sambil ngoceh ngga jelas)
                Huuu!! (terkepal,meninju angin).....               hahahah........
Sayah   : sama teteh tuh!
Teteh nya kadang mau, kadang tidak.... gimana mood.



Read more »
0 komentar

Polyvore

Mainan lama.....
kayak mainan boneka kertas yang buat anak kecil itu ya? :D


kantoran style 



love the skirt so much!!! Wish I can imitate that.... tapi kayaknya susah itu cutting nya :(

marun lagi, marun lagi.... hehehe....

fresh orange










Read more »
0 komentar

Window Shopping

Cuci mata di online shop itu risiko nya kecil. Karena ngga perlu keluar ongkos. Bisa sampe luar negeri pula, hahaha....  . Dan kalau memang mau window shopping saja mah.mending nengokin website luar, supaya tak tergoda beli :)

Kemarin-kemarin, nyambangi website nya Oshkosh, GAP kids, dan H&M. Secara garis besar, baju anak-anak ya begitu-begitu saja. Kaos, celana, rok. Hanya saja, saya kadang penasaran dengan detail nya.
Di Oshkosh nemuin beberapa set baju anak yang lucu.


Manis ya? Sebetulnya set bajunya standar sih... kaos dan celana, atau kaos dan rok. Tapi perhatikan deh, jarang ada yang jual celana motif floral seperti yang biru itu, kalaupun ada, biasanya bukan celana, tapi legging. Kalau untuk Mahnaz, saya buatkan pake potongan bootcut sepertinya lucu tuh...
Rata-rata set baju disini 3 pieces, kalau di Jakarta sini sih cukup 2 potong saja ya,gerah kalau pake luaran atau cardigan dan sejenisnya.
Contoh set baju yang lainnya:
Atasannya simpel. I think I'm gonna make this one. Tapi warna yang lain. Belum pernah bikin yang pake lipit begini sih. Untuk bawahannya, sebagai variasi celana pendek bisa juga coba ganti dengan yang ini:


Itu dari cotton ink.Aslinya rok mini. Pinginnya bikin yang begini tapi dimodifikasi jadi celana pendek yang depannya diberi aksen jadi seperti rok.
Harga baju-baju di atas, perpotongnya diatas 150 ribu an, yaaa... merk-merk itu di mall juga harganya segituan kan?
Saya ngga tergoda beli sih,tapi tergoda bikin * halah*
Hyaaah, itu set baju muslim Mahnaz aja belum diberesin. Tinggal bikin roknya. 
Selain itu, yang diperlukan Mahnaz sekarang ini adalah jaket. Jaketnya yang lama sudah kekecilan. Masih mempertimbangkan antara beli atau bikin. Pinginnya reversible/double sided jacket, jadi supaya ada variasi pas pakenya walaupun jaketnya cuma satu.


Yang diatas itu cuma contoh. Rencana saya sih warnanya bukan yang itu, dan bukan motif bunga-bunga. Soalnya sudah banyak bajunya Mahnaz yang motif bunga-bunga dan warna merah plus pink. Sejauh ini belum nemuin jaket anak bolak-balik beginian di toko. Kalau ngga ketemu juga... kayaknya bikin aja deh.





Read more »
0 komentar

Porseni PAUD di Pasar Seni Ancol



Satu lagi acaranya PAUD. Sebelumnya acara gabungan PAUD se Depok adalah manasik haji. Ketika manasik itu, ruameeee buangeeedth, hectic sibuk, berisik, panas, pegel, dll. Yaaa... kebayang lah yaa.. bocah-bocah dengan pendampingnya masing-masing tumplek blek di satu tempat, satu waktu, ditambah penjual makanan, pernak-pernik anak... riweuh lah pokoknya. Kalau tidak ada acara piknik ke Taman Mini sesudahnya, pulang cuma dapet cape, tidak ada seru-seru nya.
Karena sudah  pengalaman itulah... untuk Porseni ke Ancol kali ini, sudah bisa memperkirakan akan seperti apa perjalanan dan suasananya.

Rombongan dijadwalkan berkumpul pukul 6 pagi, dibagi menjadi 2 bus. Alhamdulillah Ayah berkenan ikut. Kalau saya sendirian.... huaaah,ngga kebayang disananya gimana. Bawa Mumtaz dan mendampingi Mahnaz. Masalah utamanya bukan hanya barang bawaan, tapi juga berbagai keperluan tak diduga. Contoh: Mahnaz pingin pipis. Acara rame bin riweuh begini, toilet selalu antri, dempet-dempetan, desak-desakan, dengan ruang yang sempit. Antri dalam kondisi begitu dengan gendong Mumtaz? Kasihan Mumtaznya, dan sayah nya juga repot. Itu salah satu contoh saja... jazakallahukhoir Ayaaah... :)
Saya bangun stengah empat. Packing, bebenah rumah, beresin cucian, siapin sarapan. Dan sadar, bangun stengah empat itu sudah kesiangan buat saya, karena semalam belum menyiapkan apapun, langsung tidur :p
Mahnaz sengaja dibangunkan setelah semuanya siap, supaya tak menunggu terlalu lama bundanya nyelesaikan ini itu dulu. Rencananya kita keluar rumah setengah enam pagi. 
Mahnaz bangun jam 5,mandi, sarapan. Lalu kita berangkat. Kebetulan Mumtaz juga sudah bangun, jadi tak sulit menyiapkan dia. 

Mampir di PAUD, ngga ada siapa-siapa. Sempat terpikir semua sudah siap berangkat. Kita lanjut ke tempat kumpul rombongan. Sudah banyak yang berkumpul, tapi belum ada yang naik bus, karena guru-guru yang mengkoordinir pembagian bus pun belum datang.
Tunggu, kemudian naik bus, dan rombongan berangkat 6.30.

Macet, panas... biasa... jam sibuk. Untungnya Mumtaz tidak rewel. Sampai di Pasar Seni Ancol sekitar pukul 10-an. Bis parkir dekat gerbang masuk arena Porseni. Anak-anak PAUD dibagi sesuai timnya masing-masing didampingi guru untuk ke arena pertandingannya. Ada tim memasangkan gambar, tim bola keranjang, tim mengelompokkan bola, dll. Mahnaz tergabung di tim memasangkan gambar. Selanjutnya semua berbaris masuk ke arena Porseni. 



Tadinya kita mau tunggu di luar arena. Karena seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya, rame beneeeer. Anak-anak, ibu-ibu, guru-guru, panitia, penjual minuman, mainan, semua masuk kesitu. Tapi kasihan Mahnaz kalau tidak ditemani, kuatirnya, nanti dia perlu sesuatu dan bingung cari  kita.

ibu-ibu, anak-anak, hilir mudik


Tim memasangkan gambar PAUD Rumah Iqro menunggu giliran

Mumtaz main sambil menunggu


Tim dari beberapa PAUD bertanding dalam beberapa putaran. Entah ada berapa banyak PAUD yang berpartisipasi. Satu kali putaran melibatkan perwakilan dari sekitar 6 PAUD. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya giliran Tim PAUD Rumah Iqro! :)

Mahnaz bersiap menerima estafet


Mahnaz memasangkan gambar

Akhirnyaaa.... pertandingan selesai. Mahnaz minta ke toilet. Dan seperti sudah diperkirakan sebelumnya. Ngantriii. Ya sudahlah. Selepas itu, istirahat sebentar, ganjal perut dulu. Lalu rombongan naik bus lagi untuk lanjut ke pantai. Saat itu jam menunjukkan sekitar pukul 11.30. Panaaas. Alhamdulillah cerah, kalau hujan, justru bakalan lebih repot. Kita bekal minuman cukup banyak. Soalnya, kalau mendadak beli di tempat, harganya pasti beda yaa, dan anak-anak pastinya butuh minum ini cukup banyak.

Bus berjalan, dan kemudian berhenti di drop off  Ocean Dream. Agak jauh dari pantai. Rombongan istirahat dulu untuk makan siang. Kebetulan di dekat situ ada Solaria. Makan siang dulu lah. Mumtaz heboh sendiri di Solaria ini. Begitu dikasih kertas menu dan pensil oleh waitress, dia langsung asik corat-coret. Kita minta kertas menunya lagi deh :p
Bosen corat-coret kertas, turun dari sofa, lalu jalan-jalan, dan corat-coret lagi, di kursi yang putih. Hadeuuuh, mohon dimaklum ya mbak-mbak Solaria, kursinya jadi korban, maklum, bocah.
Sudah heboh begitu, malah ngga mau makan, karena sebelumnya memang sudah banyak nyemil. Akhirnya Mumtaz cuma ikut minum milkshake strawberry nya Mahnaz.

yang sudah lecek habis lomba

kita lihat,ada apa aja menunya

pesan apa yaaa?

Ayah, minta kursinya

mulai bikin art work



hiiii!!!


Asik minum milkshake

Setelah semua orang di rombongan selesai makan siang, kita kembali berkumpul di bis, untuk bergerak mencari tempat sholat. Bis pindah mendekati pantai. Semua turun dan sholat dulu. Di daerah pantai ini banyak yang menyewakan perahu. Tarifnya 10 ribu untuk orang dewasa, 5 ribu untuk anak-anak. Perahu membawa berkeliling sekitar pantai. Kita coba naik perahu ini. Anak-anak senang, ini pertama kalinya naik perahu di laut.









Selama berkeliling ini,saya menemukan beberapa restoran yang letaknya di tengah laut,dihubungkan oleh jembatan. Ada dua yang terlihat. Le Bridge dan yang satu ini:


Nilai plus restoran seperti ini adalah view nya. Tapi tidak di siang hari. Panaaas!
Kalau sore mungkin enak ya, sambil lihat sunset. 
Tidak perlu kuatir soal makanan. Di area pantai banyak tempat makan. Ada A&W, planet baso, dan beach food court.
Beberapa hari sebelum piknik ini, Mahnaz sudah ingin sekali main di pasir di pantai. Dia bahkan sudah menyiapkan beberapa mainannya untuk dibawa. Maka mampirlah dulu ke pantai berpasirnya. Tapi sayangnya saat itu sedang ramai sekali. Mahnaz mencoba main pasir sebentar, turun ke air sebentar, lalu udahan,hehhehe... Karena semua diharuskan segera berkumpul pada pukul 3 untuk kembali pulang.



Sebagian anggota rombongan belum berkumpul ketka kita sampai di tempat parkir bus. Istirahat dulu di tepi pantai. Gelar tikar, menidurkan Mumtaz yang sudah ketiduran di gendongan sambil menunggu waktunya pulang.
Mumtaz tidur :)

Menunggu anggota rombongan yang lain

Jam setengah empat pulang. Untungnya tidak semacet waktu berangkat. 
Alhamdulillah, acara ini menyenangkan dan seru walaupun cape. Anak-anak senang. Ketika sudah turun bus, baru tahu, tim nya Mahnaz termasuk pemenang, pialanya dikumpulkan oleh guru bersama piala tim-tim lainnya. Menurut keterangan guru, nanti peserta akan diberi duplikatnya.
Read more »
0 komentar

Review Blog


Hummm, hum…hahaha…
Apaaa coba? saya suka geli kalau lihat kata kunci yang bikin orang sampai ke blog ini. Blogger pengguna blogspot yang lain juga mengalami hal serupa ya?

Kadang suka iseng aja, searching keyword yg di entry itu d google. Eh, iya loh, yg kluar ko’ blog ini? Saya ngga ngerti soal SEO, karena tujuan blog ini memang bukan untuk mendatangkan traffic dan semacamnya.  Semua yang ditulis disini sekedar berbagi cerita yang sekiranya orang lain juga bingung carinya dimana. Khususnya seputaran tetek bengek urusan rumah. 
Contohnya, saya cerita soal biaya persalinan ketika melahirkan  Mumtaz waktu RS Andhika. Itu karena sebelum melahirkan Mumtaz, saya ngerasain ko’ sulit sekali cari info biaya persalinan yang terjangkau. Cerita persalinan ibu-ibu juga jarang yang mencantumkan biaya persalinan ini. Padahal informasi itu bermanfaat untuk ibu yang kebetulan tidak bisa survey biaya melahirkan kesana kemari karena satu dan lain hal. Juga untuk ancer-ancer perkiraan biaya yang harus dipersiapkan untuk proses persalinan. Saya ngerasain banget betapa browsing sangat bermanfaat ketika saya butuh informasi mengenai sesuatu, dan merasa terbantu ketika ada orang yang sudi menuliskan pengalamannya seputar info tersebut.
Contoh lain: cerita soal kain yang saya beli. Bukannya pamer belanjaan. Tapi karena sebelumnya saya sulit sekali cari informasi kain-kain ini secara online. Dan memang, pada akhirnya, postingan-postingan tersebut yang banyak dibaca di blog ini.

Itulah motivasi utama memulai tulisan di blog ini. Walaupun memang bahasanya seringkali tidak teratur, karena saya bukan penulis J

E… tapiii… kadang ada juga keyword yang tidak terlalu pas dengan postingan saya, tapi nyasarnya ke blog ini juga. Contoh: mengatur uang belanja 400ribu/minggu. Ih, penasaran dong sayah… coba  entry keyword itu di search engine google. Dan bener, nyasarnya memang kesini, tapi bukan postingan soal pengaturan belanja dapur, tapi toodler dress, hahaha… ngga nyambung yah? Tapi mudah-mudahan yang cari-cari itu, baca juga postingan soal pengaturan belanja dapur. Soalnya 400ribu/minggu itu bisa banget bu untuk  seminggu, percaya deh… saya sudah mengalami dan membuktikan  J

Pernah juga nemu entry: model celana Mahnaz saat saya baru memposting tutorial menjahit celana anak. Ada yang penasaran dengan celana Mahnaz kah?  ;)

Alasan lainnya menulis blog ini adalah untuk merekam keceriaan dalam keluarga kami, agar kami selalu bersyukur, bahwa Allah begitu pemurahnya memberikan sekian banyak  momen kebahagiaan.

Saya harap, apapun yang anda temui di blog ini, mudah-mudahan bisa bermanfaat, dan tak perlu ragu untuk memberikan feed back J

Read more »

Labels

Behind The Web

Powered by Blogger.

Blogroll






Labels

AD (728x90)

Blogroll

Click List