Content

0 komentar

Alun-Alun Bandung

Kenapa jalan-jalannya kesiniii??
Karena dari rumah cuma sekali ngangkot, sampei deh, hehehe....
Alun-alun ini public place yang lumayan enak untuk dikunjungi, dengan catatan: datang pagi-pagi. Siang sedikit, tempat ini ramee betul, plus panas tentunya kalau siang-siang ya?

Alun-alun bandung sekarang memang sangat berbeda dengan alun-alun zaman saya kuliah dulu. Atau ngga usah jauh-jauh deh, zaman sebelum Kang Emil menjabat jadi walikota.Waktu SMA saya juga sering main kesini, masa itu, tempat ini banyak sekali pedagang kaki lima dan gerobak penjual makanan. Sekarang jadi lapangan yang luas dengan rumput sintetis, hijauu. Banyak bangku di sekeliling untuk duduk-duduk santai. Ada mainan anak juga seperti ayunan, jungkat-jungkit, perosotan. Penjual makanan ringan seperti gorengan, lontong, berkeliling, tidak ada yang mangkal, karena pedagang kaki lima dilarang disini. Penjual bola, dan beberapa mainan anak juga ada.

Bandung akan selalu jadi rumah buat saya, tempat dilahirkan, sekolah dan kuliah. Dan sekarang jadi tempat tinggal keluarga besar pula :)













Read more »
2 komentar

Pasar Baru

Ini jadi agenda pertama jalan-jalan.... ngg.... tidak juga sih, tujuan awal kesini cari hanger jilbab. Tapi kemudian saya kembali ke pasar ini kedua kalinya untuk lihat-lihat satu lantai di pasar baru bandung yang isinya penjual kain semua.

Tujuannya cari kan wolfis motif, siapa tahu ada penjual wolfis yang punya motif lucu-lucu dan ngga pasaran. E, tapiii, ternyata ngga nemuuu, sudah keliling-keliling, tanya satu-satu, tidak ada yang jual wolfis motif satu pun. Kain yang banyak dijual disini adalah satin, brokat/lace, batik dan songket, kaos dan jersey.

Rata-rata tiap toko jualnya ya itu. Oya, selain itu katun jepang juga banyak disini. Tapi motif katun jepang yang saya sukai, agak jarang saya temui disini.
Jadi? beli kain kah sayah?
Enggak!  hehehe.... orang-orang rumah heran, jalan-jalan keliling-keliling ngga beli apa-apa. Beli sih, titipan Mamah sama tas selempang, udah, itu aja. Beli tas karena tas lama sudah jebol. Pilih tas selempang untuk memudahkan, saya paling males bawa tas tenteng, bikin tangan sibuk nenteng-nenteng. Dan ngga suka juga tas tangan yang talinya tanggung itu, kagok pakai nya.

Kain wolfis untuk dress yang saya bikin, masih lebih bagus yang saya dapet dari toko kain online langganan, jadi ngga beli apapun di pasar baru ini.Cuma 2 meter kain batik untuk dibuat rok. O, iya, kalau mau cari batik, mampir ke pasar baru ini sudah paling pas. Kain batiknya banyaaaak, dari jenis polyester sampai katun, yang biasa atau prada, dari yang murmer sampai lumayan harga nya. Brokat/lace juga banyak. Lalu jenis kaos atau jersey juga banyak, berbagai motif, ada pula yang bling-bling. Walaupun tidak beli banyak kain, jalan-jalan begini cukup bikin refresh, setidaknya tambah pengetahuan jenis bahan yang dijual di pasar ini.

Jadi tahu juga, kain wolfis motif ini jarang di pasaran ternyataaa, jadi yang mau dress wolfis motif, grab it fast my collection yaaa. Padahal saya juga ngga bisa bikin banyak-banyak sekaligus,hehehe....

Ngomong-ngomong, ngapain sayah ngotot maunya wolfis motif?
Ini berdasar pengalaman menjahit (yang ngga seberapa), kain ini yang paling ideal buat bikin dress. Kenapa bukan satin velvet atau roberto cavalli, dan satin-satin lain yang kinclong itu?
Pertama, saya ngga terlalu suka (lagi) kain-kain yang terlalu shiny, kalau ini sih masalah selera ya?
Kedua, wolfis relatif lebih mudah dijahit daripada satin, walaupun yang paling mudah dijahit mah teuteup katun jepang.
Ketiga, kain ini ngga nge jiplak di badan kayak kaos atau jersey walaupun bahannya sama-sama 'jatuh'
Keempat, ketebalan kainnya lebih dibanding beberapa jenis satin. seperti yang kita tahu, ada beberapa jenis satin yang tipis kiwir-kiwir, nyempring.
kelima, wolfis relatif tidak cepat kusut a.k.a. lecek dibanding katun jepang (apalagi yang berlabel japan design)
Keenam, walaupun termasuk keluarga kain polyester, wolfis breathable.
Ketujuh, kain wolfis ini bandel, tahan banting. Saya punya beberapa kain satin silk, yang kalau seratnya ngga sengaja nyangkut, ketarik, kainnya mengkerut, rusak, ganggu banget kan? Pernah juga beli dress jadi berbahan velvet (merk nya lumayan terkenal), setelah beberapa kali pencucian, kainnya berbulu.  Nah, wolfis ini, sepanjang pengalaman, awet betul kainnya. Apalagi buat ibu-ibu yang aktif banget (baca: baju sering ditarik-tarik bocah, hehehe... )

Tapi.... Kemarin sempet nemu juga kain satin yang bagus, satin Hermes. lebih empuk dari Roberto Cavalli, lebih bagus daripada Velvet, termasuk satin dove yang kilaunya ngga terlalu cling. Harganya diatas Cavalli dan Velvet. Kapan-kapan pingin nyobain  (entah kapan).

Btw... Ngga di jakarta, ngga di Bandung, tiap jelajah toko kain selalu nemu juragan kainnya indiahe-indiahe  :D

Ini beberapa foto yang didapat, buat pecinta kain, selamat ngiler  :)













Read more »
0 komentar

Idul Fitri 2015: Liburan di Bandung

Assalamu'alaikuum

Taqabalallohu minna wa minkum
Sudah mau habis ya liburannyaa  :)
Orang kantoran malah sudah mulai masuk sejak beberapa hari yang lalu.
Banyaaak sekali yang mau diceritakan, tapi selalu tak sempat menulis disini. Tempo hari ada yang whatsapp menanyakan pola gamis umbrella untuk anak, belum sempat juga buat postingannya. Maaf yaaa, bukan tidak mau berbagi ilmu, tapi bener-bener belum sempat.
InsyaAllah nanti kalau sudah ketemu mesin jahit dan pola-pola, diusahakan menyusun postingannya.
Karena sekarang masih libuuur, hehehe.... tinggal beberapa hari lagi sih, setelah itu, insyaAllah mulai lagi berkutat dengan jahitan dan segala rutinitas sehari-hari.

Seperti sebelum-sebelumnya. mudik saya adalah ke.... Bandung. Tahun kemarin absen sih, ngga mudik. Alhamdulillah tahun ini bisa berkumpul bersama keluarga. Adik-adik juga tahun ini komplit plit berkumpul di rumah. Jarang sekali kami semua bisa kumpul full team, karena selalu saja ada yang absen karena satu dan lain hal.

Dan yang pasti kalau kumpul begini, rameee, seruuu.

Mahnaz-Mumtaz ketemu sepupu-sepupunya komplit jugaa.

Sebenernya yah, kalau ke Bandung, saya ngga terlalu tertarik untuk kesana kemari. Jadi walaupun orang Bandung, pengetahuan saya soal per kuliner an, per factory outlet an, per distro an, dan tempat-tempat hits di bandung, minim banget.
Ya gimana dong.... di rumah sudah paling enak, paling pewe, ngapain susah-susah keluar ya.
Makanan enak? Kami punya personal chef,hueheheh... Adik tercinta, tantenya anak-anak, Dina Magfiratu yang pinteeeer bangeeet masak segala macem makanan. Dan selalu enak. Semua kuliner Bandung, tinggal request, dan made in Dina, selalu the best, enak, banyak, semua bisa makan sepuasnya. Beda kalau beli di luar, dengan uang yang sama, cuma dapet secimit dua cimit, rasa ngga jauh beda, dan masing-masing cuma dapet icip-icip.
Request pertama, begitu sampai rumah adalaaaah: batagooor. Batagor homemade memang nomer satu deh, racikan Mamah bareng Dina. Tidak kalah enak dari Batagor Riri, batagor abuy, dan batagor-batagor bandung lainnya. Serius? Iyaaah, saya sudah pernah nyobain batagor-batagor ngetrend dan tersohor itu.
Tidak ada fotonya, begitu selesai digoreng langsung habis  :D
Mamah ngadonin satu wadah besar, tak bertahan lama, langsung laris diserbu seisi rumah.

Makanan berikutnya: Bakso. Kalau yang ini baksonya beli jadi (Bakso Cihampelas), tapi  kuah dan segala macemnya diracik sendiri. Rasanya manteeep. Kuah bakso buatan Dina, bener-bener full flavour. Kalau ada yang jualan kayak gini deket rumah di Depok, rela antri deh, hehehe...
Ngga ada fotonya juga. Kalau sudah keenakan makan, tidak ingat lah itu yang namanya foto-foto, hahahah

Desert: es krim cake, yang ini bukan request, tapi memang sudah ada di kulkas. Beli? bukaan, bikin dooong. Ice cream cake ini dari brownies kukus, oreo dan es krim strawberry. Segeer. Dan Dina bikinnya jumboo betul ukurannya, supaya serumah kebagian semua.



Hari berikutnya.... Mamah bikin seblaaak. Waaa,wa, waa...
Eh seblak bandung beda lho sama yang di jakarta. Ngga tahu kenapa, walau bumbu sama, tetap rasa tidak sama. Pernah beli yang mangkal deket rumah di depok, rasanya bedaa dengan buatan Mamah atau tukang seblak yang mangkal di dekat rumah bandung sini.


Lalu ada es buah, ketupat opor seperti lebaran di tempat-tempat lain, dan lain-lain, dan lain-lain.

Ini laporan mudiknya ko' makanan melulu yaah?
Hehehe, bandung kan memang kota kuliner, and lucky me to have it all at my home.
Alhamdulillah.

Trus? Apa ngga jalan-jalan sama sekali?
Jalan-jalan doong,...
But, it's another story  :)


Read more »

Labels

Behind The Web

Powered by Blogger.

Blogroll






Labels

AD (728x90)

Blogroll

Click List